Wednesday, February 5, 2014

Resensi Buku "Ola si Kantong Kresek"

a.    Data Buku          
Judul buku          : Ola Si Kantong Kresek 
Penulis                 : Hikmat Sudjana

Penerbit              : DAR mizan!
Cetakan/Tahun   :  I/2006

Tebal                     : 92 halaman

b.    Judul Resensi: Ola Si Kantong Kresek

c.     Ikhtisar Buku:


“Ola si kantong kresek” Begitulah teman-teman Ola memanggilnya. Karena setiap hari Ola selalu menggunakan kantong kresek sebagai pengganti tasnya. Walaupun teman-temannya mengejek Ola tetap saja bersikap cuek dan santai. Selain itu, Ola sering di katakan mirip dengan laki-laki. Bagaimana tidak? Ia memiliki perilaku yang mirip dengan anak laki-laki, tetapi ia adalah seorang yang perhatian terhadap teman-teman nya, itulah kelebihan Ola.

Suatu ketika, Asih, teman Ola mendapat musibah. Asih, adik dan emaknya di usir dari kontrakan, asih mengadu kepada Ola. Ola yang mempunyai sifat penolong pun iba, tentu ia mau membantu Asih. Karena Asih adalah sahabatnya. Pertama mereka membantu Asih mengunjungi pak Ali. Mereka berfikir, Pak Ali yang seorang tukang itu dapat membantu permasalahan Asih dan keluarganya. Tapi betapa kecewanya mereka ketika mereka mengetahui Pak Ali tidak ada di rumahnya.

Beberapa hari kemudian, Asih bercerita ia dan keluarganya dipaksa mengosongkan kontrakan itu secepatnya hingga esok pagi. Ia juga harus tinggal sementara di rumah uaknya. Asih memang tidak nyaman di sana. Ia diperlakukan kasar! Karena rasa kasihannya kepada Asih, Ola rela menelpon polisi. Dengan cara menyamar menjadi Bu Pia, ibu Asih. Menelpon polisi mungkin adalah cara yang tidak tepat, Ola cepat diketahui penyamarannya. Bahkan, ia sempat terkena marah sang polisi. Akhirnya Ola menelpon seorang wartawan dari koran yang cukup populer di Bandung. Tak sia-sia, wartawan itu sangat baik kepada Ola, walaupun penyamarannya juga tidak berhasil. Wartawan itu bernama Pak Andi. Dengan tidak sengaja, Ola menceritakan keinginanna untuk dapat memiliki sepasang anting emas. Ya, ibu menjanjikan kepadanya untuk hari ulang tahunnya ke-duabelas.

Tetapi Asih harus tetap tinggal sementara di rumah uaknya. Semua barang-barang Asih sudah dikeluarkan dari kontrakan lamanya. Esok paginya, Asih harus pergi. Tentunya Ola merasa sangat sedih. Tetapi Ola harus menjaga barang-barang yang ditinggalkan Asih di halaman rumah.

Angin berhembus kencang, tanda hujan akan tiba. Dengan rasa keberaniannya, Ola rela berdiam di dekat barang-barang yang dikardusi tersebut. Ia melapisi barang-barang tersebut dengan kain, walaupun ibunya memarahinya. Tetapi, di saat itulah Ola bisa bertemu dengan Pak Andi. Pak Andi bercerita, ia terus menerus memikirkan kisah Ola yang berani. Ola benar-benar tidak menuyangka. Kemudian datang 3 orang rekan Pak Andi yang menyuruh Ola menceritakan semua kejadian yang dialami Ola. Mereka lalu memotret Ola yang membelakangi kardus-kardus itu.

Beberapa hari kemudian, datanglah polisi dan para wartawan ke rumah Ola. Mereka membawa hadiah tak terduga untuk Ola. Selusin tas dan bermacam-macam anting emas dan perak untuk Ola. Ibu Ola menangis, tapi saat ini ibunya menangis karena terharu. Polisi bercerita, para masyarakat iba ketika membaca artikel tentang Ola, yang ternyata terpampang dengan foto Ola membelakangi kardus.

Betapa senangnya Ola ketika mendapatkan semua itu. Hari itu tidak akan terlupakan bagi Ola.

·       BAB I: Ola, Si Kantong Kresek

Pulang sekolah, Asih mengadu pada Ola tentang masalah kontrakannya. Akhirnya, Ola bersama Kukuy membantu Asih ke rumah Pak Ali, tetapi mereka kecewa karena Pak Ali tidak ada di rumahnya karena sudah jauh-jauh pergi ke sana. Akhirnya mereka pulang  ke rumah masing-masing karena mereka belum shalat dzuhur.

·       BAB II:  Sehari Dua Jembelan

Hari itu, Pak Iwan tidak mengajar. Suasana kelas menjadi sedikit ribut karena seisi kelas bermain tebak-tebakan. Ola memberikan tebak-tebakan kepada teman-temannya, di sela itu Ria tiba-tiba dari belakang memberikan tebakan yang membuat Asih tersinggung. Ola benar-benar geram, Ria emang anak yang usil, Ola tak segan-segan menjembel Ria sampai Ria menangis. Pada waktu istirahat, Ola menemui Dion kakak Ria, dan menceritakan semuanya atas perbuatan usil adiknya.  Akhirnya Dion langsung memberikan jembelan kepada adiknya, karena dia yang memulai semua ini.

·       BAB III: Ola Beraksi

Asih menceritakan semuanya pada Ola. Asih harus mengosongkan kontrakannya hingga esok pagi. Semua barangnya akan dikeluarkan. Parahnya lagi, Asih harus sementara tinggal di rumah uaknya yang kejam. Mendengar cerita Asih, akhirnya Ola menelpon polisi dan wartawan. Ia menyamar menjadi Bu Pia. Tapi sayangnya, penyamaran Ola tidak berhasil karena Ola tidak bisa benar benar merubah suaranya.

·       BAB IV: Gemuruh Suara Guntur

Akhirnya keesokan harinya, Asih harus segera berangkat ke rumah uaknya.
Angin berhembus sangat kencang, Ola sadar akan terjadi hujan besar. Ola yang ditugaskan menjaga barang Asih harus mempertahankan barang-barang itu agar tidak basah, karena isinya berupa majalah-majalah dan sebagainya. Akhirnya Ola melapisi kardus barang-barang tersebut dengan kain. Ola duduk di sampingnya dengan menyelimuti dirinya menggunakan kain.

·       BAB V: Ola Yang Hebat

Ola sendirian menjaga kardus-kardus. Tiba-tiba ia mendengar suara orang berbicara di rumah sebelah. Ternyata, seseorang yang ia tidak pernah bertemu sebelumnya menghampirinya. Ola sempat bingung. Tapi  ternyata, orang itu adalah Pak Andi. Seketika itu Ola menjadi senang, akhirnya ia bisa bertemu Pak Andi.

Pak Andi datang tidak sendirian. Tetapi bersama wartawan lainnya. Rupanya, Pak Andi terlalu memikirkan kisah Ola. Ia juga menceritakan hal itu kepada rekan wartawan lainnya. Sehingga mereka semua tertarik tentang kisah kehidupan Ola yang pemberani dan mengharukan.

Akhirnya, mereka semua meminta Ola untuk menceritakan ulang. Ola dipotret untuk dijadikan gambar ilustrasi di artikel tentangnya di Koran yang terkenal di Bandung itu.

·       BAB VI: Hadiah Tak Terduga

Artikel itu ternyata juga berisi keinginan Ola memiliki anting-anting emas dan kesehariannya yang memakai plastik sebagai pengganti tas. Berkat artikel itu, banyak orang yang tertarik dan ingin memberi Ola barang yang Ola inginkan itu.

Akhirnya mereka dapat memberi Ola hadiah itu melalui perantara Pak Polisi. Para polisi dan wartawan datang ke rumah Ola dengan tiba-tiba. Ola tidak menyangka kedatangan itu. Apalagi, ia diberi selusin tas dan banyak anting emas dan perak.

d.    A. Kelebihan Buku:
1.    Dikemas dengan sampul yang menarik.
2.    Menggunakan kata-kata sederhana dan mudah dipahami.
3.    Menggunakan ilustrasi gambar yang lucu dan menarik.
4.    Mengandung amanat/pesan moral yang bagus.
B. Kekurangan Buku:
1. Kertas yang digunakan pada novel  tersebut mudah sobek.

e.    Kesimpulan:
Novel “Ola Si Kantong Kresek” cocok untuk dibaca oleh anak – anak ataupun siapa saja. Dikemas dengan ilustrasi yang menarik hingga tidak mudah bosan untuk dibaca. Novel ini menceritakan tentang kegigihan seorang anak yang pemberani. Ia tidak malu ataupun menjadi minder karena  ejekan teman-temannya. Ola senang menjadi diri sendiri. Selain itu, ia mempunyai kelebihan yaitu sangat perhatian terhadap teman-temannya. Sebagai contoh, ia mau membantu Asih dengan masalah kontrakannya. Sampai-sampai ia rela untuk melakukan yang terbaik untuk Asih.

f.       Kebermaknaan/Manfaat Buku:
Novel ini mengandung pesan moral yang sangat bagus bagi pembaca. Yaitu “jadilah orang yang pemberani dan suka menolong  dengan ikhlas. Itu akan membuat kita banyak disukai orang.” 



- By Retno P. Nur Fajri H. Herlina F -

0 comments:

Post a Comment