Thursday, January 23, 2014

My Story: Sial?!


“Kamu sudah dapat buku untuk dibawa besok?” tanya seorang temanku sewaktu jam istirahat.
“Hah? Oh iya! Buku pengetahuan buat tugas Bahasa Indonesia itu kan?” sahutku.
“Iya!” kata temanku itu meyakinkan.
“Memangnya mau cari kemarin, tapi nggak sempat. Jadinya ya nanti sore. Eh, aku ke sana dulu ya” kataku sambil beranjak dari tempat dudukku.  Aku langsung ke bangku kedua sahabatku, Anis dan Evi.
Aku bertanya pada mereka “Nanti jadi kan?”
“Jadi dong. Kita ngumpul di rumah Anis ya” kata Evi.
“Ok” sahutku & Anis.
~
Beberapa jam kemudian…
Akhirnya pulang sekolah juga. Seperti biasa, aku pulang ke rumah bibiku yang tidak terlalu jauh dari sekolah untuk menunggu jemputan pulang ke rumahku. Tapi kali ini tidak. Ya, karena aku mau pergi ke Perpustakaan Daerah bersama kedua sahabatku tadi. Seperti yang kami rencanakan.
Setelah shalat, makan dan istirahat sebentar, pukul 13.45 aku berangkat ke rumah Anis. Cuaca siang itu benar-benar mendung, aku hanya bisa berharap semoga tidak turun hujan lebat dalam waktu lama. Buru-buru aku berpamitan pada bibiku. Di tengah perjalanan ke rumah Anis, aku baru sadar ternyata aku memakai sandal bibiku yang alasnya sudah halus. Itu berarti sandal itu sudah sangat licin kalau dipakai berjalan, apalagi di genangan air. Karena itu, aku mencoba berjalan dengan hati-hati…. sangat hati-hati.
Sesampai aku di rumah Anis, ternyata aku sudah ditunggu mereka berdua. Akhirnya, kami langsung berangkat karena sudah gerimis.
Di perjalanan…
“Sudah pernah ke perpustakaan itu?” tanyaku
“Pernah, tapi dulu…” jawab Evi.
“Kakakku yang pernah. Kalau minjam buku harus ada kartu anggota” jawab Anis.
“Nah, kita bertiga kan nggak ada yang punya” kata Evi
“Terus gimana?” tanyaku
“Mungkin bisa pakai kartu pelajar…” jawab Anis “Tapi aku nggak bawa” sambungnya.
“Yaahh… aku juga…” kataku
“Aku bawa. Tapi ada di tasku… di rumah bibiku…” sambung Evi
“Kalau gitu, ayo kita ke sana. Dekat kan dari sini?” ajakku
“Ayo!” sahut mereka berdua
~
Setelah berhasil mengambil kartu pelajar itu, kami melanjutkan perjalanan ke Perpustakaan Daerah. Belum saja kami sampai di sana tiba – tiba hujan turun dengan deras. Saat itu kami sedang berada di taman kota. Untung saja Anis membawa payungnya. Akan tetapi… tetap saja, hujan makin lama makin deras. Kami memutuskan berteduh di pinggir taman kota menggunakan payung milik Anis tadi.
15 menit berlalu… hujan masih saja turun dengan derasnya. Beberapa saat kemudian, lewatlah sebuah delman. Tanpa ragu, kami bertiga memutuskan untuk naik delman ke Perpustakaan Daerah.
Akhirnya… sampai juga kami di tempat tujuan. Dengan bagian bawah celana kami yang sudah basah.
Kami masuk ke halaman perpustakaan itu dengan ragu-ragu. Perpustakaan itu tampak sangat sepi, terlebih waktu itu sedang hujan deras. Lagi-lagi kami bertiga berdiam di pinggir bangunan perpustakaan itu, kami ragu untuk masuk ke dalam.
Setelah hujan mulai reda, akhirnya kami beranjak dari tempat dan pergi memasuki perpsustakaan itu. Ternyata bagian perpustakaannya ada di lantai atas. Kami bertiga segera menaiki tangga, aku ada di posisi paling belakang. Tiba-tiba… Bukkk!!!! Aku terjatuh di tangga itu. Mungkin karena sandal itu ya, alasnya kan sudah halus. Evi dan Anis menertawaiku sebentar tetapi langsung menolongku. Aku pun semakin berhati-hati dalam berjalan… meneruskan hingga sampai ke lantai atas.
~
Kaki kami sudah terasa cukup lelah. Kami memutuskan untuk duduk sebentar di bangku yang tersedia di sana. Tiba-tiba…
“Lihat pelangi itu!” teriakku
Evi dan Anis menghampiri. Pelangi itu memang terlihat sangat jelas. Sungguh indah dipandang. Cukup menghibur kami yang kelelahan. Aku mengambil handphoneku lalu memotret pelangi itu. Hasilnya lumayan bagus, tapi agak buram. Coba saja ada kamera, mungkin hasilnya bisa lebih bagus. Hahaha..
Tanpa membuang waktu lagi, kami bertiga langsung masuk ke dalam. Sebelumnya, aku tertarik dengan ‘buku pengunjung’ di sana, aku lihat bagian terakhirnya, ternyata beberapa teman sekelasku sudah mengunjungi perpustakaan ini hari ini. Kemarin juga ada. Aku pun memberitahu Anis dan Evi. Kemudian kami masuk ke dalam dan bertanya pada penjaga perpustakaan apakah kami boleh meminjam buku di sini sedangkan kami belum membuat kartu anggota. Tentu saja ia menyarankan kami untuk membuat kartu anggota. Tapi itu tidak mungkin kan? Kami memerlukan buku itu untuk besok. Kartu anggota tidak mungkin jadi sekarang. Perlu photo. Sedangkan kami sama sekali tidak membawa itu. Yang hanya bisa kami handalkan saat itu adalah kartu pelajar Evi. Ya, itu saja…
Lalu, apa kata penjaga perpustakaan itu?
“Ya sudah, photocopy saja buku yang kalian mau pinjam. Saya beri waktu 30 menit untuk memphotocopy. Kartu pelajar itu jadi jaminannya” katanya dengan sinis.
“HAH? 30 menit? Dikiranya kami pakai motor? Ah menyebalkan sekali!” begitu fikir kami bertiga. Tapi… tak apalah… Demi tugas!
Tanpa berfikir panjang, kami menyerahkan kartu itu kemudian langsung memilih buku dengan terburu-buru. Akhirnya kami dapat bukunya… Kami mengambil buku tentang “Budidaya Buah Belimbing” dan “Budidaya Buah Mangga”.
Cepat-cepat kami turun dari tangga. Ah, hampir saja aku terjatuh lagi.
Tanpa ada alasan lagi, kami harus bisa menemukan toko yang menyediakan jasa photocopy. Walaupun di tengah perjalan itu aku terpeleset gara-gara sandal itu lagi, akhirnya kami bisa menemukan toko itu. Yang terdekat dan belum tutup ada di dekat Kantor PMI. Langsung saja kami menyerahkan buku itu ke penjaga toko kemudian kami duduk di kursi panjang di sana. Sungguh lelah kami saat itu. Apalagi aku yang sudah beberapa kali terjatuh sampai dilihat orang-orang. Memang malu, tapi tak apalah… demi tugas!
Akhirnya setelah beberapa menit, semua halaman yang telah kami  tandai sudah diphotocopy. Sudah lega rasanya, tapi… ada hal lain lagi yang penting. Kartu pelajar Evi ada di perpustakaan itu dan buku yang kami pinjam itu harus segera dikembalikan. Ingat, waktu hanya setengah jam! Dan sisanya saat itu kurang dari 10 menit. Ah, hari yang sial…
Kami pun meninggalkan toko itu…
“Sepertinya ada yang ketinggalan nih..” kataku
“Apa? Buku-buku itu dibawa Evi” kata Anis
“Kalau payung?”
“Oh iya! Masih di sana! Haha aku ambil dulu ya…”
Anis dengan cepat  mengambil payungnya yang berwarna hijau itu di kursi tempat kami duduk tadi. Kemudian kami kembali ke perpustakaan…
~
Mungkin tepat waktu kami sampai di Perpustakaan Daerah. Kami langsung mengembalikan buku itu ke tempatnya semula dan mengambil kartu pelajar milik Evi di penjaga perpustakaan itu.
Hfftt… untung saja kami mendapatkan buku yang kami cari walaupun basah terkena hujan, walaupun aku sering terpeleset di tempat umum! Haha tapi hari itu adalah salah satu hari yang tidak akan aku lupakan. Pengalaman  yang seru!
Akhirnya, kami pulang ke rumah  masing-masing dengan celana yang basah. Haha iya, basah karena perjuangan kami untuk mendapatkan artikel buku itu! Demi tugas! J

~~~




Wednesday, January 22, 2014

Owl City - Shooting Star (Lyrics)


Close your tired eyes, relax and then
Count from 1 to 10 and open them
All these heavy thoughts will try to weigh you down
But not this time

Way up in the air, you're finally free
And you can stay up there right next to me
All this gravity will try to pull you down
But not this time

When the sun goes down and the lights burn out
Then it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are

Fill the darkest night with a brilliant light
'Cause it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are tonight

Woah-oh, woah-oh, woah-oh

Brighter than a shooting star
Shine no matter where you are tonight

Gaze into my eyes when the fire starts
And fan the flames so hot it melts our hearts
Oh, the pouring rain will try to put it out
But not this time

Let your colors burn and brightly burst
Into a million sparks that all disperse
And illuminate a world that'll try to bring you down
But not this time

When the sun goes down and the lights burn out
Then it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are

Fill the darkest night with a brilliant light
'Cause it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are tonight

Woah-oh, woah-oh, woah-oh

Brighter than a shooting star
Shine no matter where you are tonight

A thousand heart beats beat in time
It makes this dark planet come alive
So when the lights flicker out tonight
You gotta shine

When the sun goes down and the lights burn out
Then it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are

Fill the darkest night with a brilliant light
'Cause it's time for you to shine
Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are tonight

Woah-oh, woah-oh, woah-oh

Brighter than a shooting star
So shine no matter where you are tonight.

---

My fav part: When the sun goes down and the lights burn out. Then it's time for you to shine. Brighter than a shooting star. So shine no matter where you are :D how about you?

My Story: Good Times

Whoaaa-whoaaa it's always a good time! Haha
Kali ini, ada sedikit cerita tentang pengalaman liburanku bersama anggota-anggota PMR di sekolahku... Sudah dua kali, memang sih walaupun liburannya ga terlalu jauh, tapi tetap mengasyikkan. 
Pertama, waktu aku kelas 8. Liburannya cuma ke Loang Gali. Haha memang tempatnya biasa saja, tapi... yang buat liburan waktu itu kebersamaan kami. Waktu itu tanggal 3 Januari 2013. Pas di sana basah-basahan karena memang di sana wisata air wkwkw. Entah aku jatuh berapa kali di sana, trus kameraku waktu itu hampir aja tenggelem-_- Haha untungnya cuman 'hampir' ya :v  Nah, pas pulang malah hujan -_- berdesakkan di mobil juga haha -.- #gaje
Kedua, waktu kelas 9 ini. 25 Desember 2013, belum sampai satu bulan yang lalu. Kami liburan ke Pantai Aan :D yeay ini baru awesome xD haha of course, pemandangannya bagus :3 Tapi...  yang ikut cuma dikit. kurang dari 30 orang. Umm... yeah ._.
Apalagi? -_- haha kinda confused. So.. see ya! ._. 

Tuesday, January 21, 2014

My Story: Kiriman dari Luar Negeri!

Seperti yang teman-temanku tahu, aku adlh Conniefriend. Salah seorang fans dari Connie Talbot. Hahaha... tapi, Connie bukan hanya sekedar idola, ia juga sebagai teman. Nah.. menjadi Conniefriends, tentu memiliki banyak teman dari luar daerah bahkan luar negeri. Aku sering berkomunikasi mereka lewat twitter, fb, skype, dll. Tapi, aku menganggap mereka itu bukan sekedar teman di dunia maya... ummm berteman dengan mereka sungguh mengasyikkan :D
Yang aku nggak nyangkanya... aku pernah dapat kiriman dari salah satu temanku dari luar negeri. Tentunya perasaanku saat itu benar benar senang dan bersemangat. Nah.. sekarang aku akan ceritakan itu...

---

Entah apa yang dipikiranku waktu itu. Hanya iseng bertanya ke salah satu Conniefriend's Elder, Mr. Eddie lewat DM di twitter...
"How to buy Rainybear?"
Jujur, nggak ada niat untuk beli. Aku cuma ingin tahu saja hahaha :D Ohiya, rainy bear itu boneka official Connie Talbot yang bisa nyanyi "I will always love you" versi Connie dari album Over the Rainbownya :D Nah, yang mengejutkan… Ternyata aku dibalas…
“You’re a good Conniefriend. Can I give you one as a gift?”
Wow… aku tidak percaya waktu itu. Terlalu bersemangat haha xD
Setelah aku jawab “iya”, Mr. Eddie meminta alamatku. Tanpa ragu, aku langsung memberitahukannya dan ia bilang ia akan mengirimkannya secepatnnya kepadaku.
Singkat cerita, tanggal 26 September 2012, kiriman itu sampai di rumahku. Pulang sekolah waktu itu terasa awesome hahaha. Iya, baru kali ini aku dapat sebuah kiriman barang dari orang, nah kiriman pertama ini malah dari luar negeri wkwkw. 



Aku cek kotak pembungkusnya, ternyata Mr. Eddie berasal dari Colorado, USA. Wow awesome!!! xD Sebagian Conniefriends mungkin tau kan, Mr. Eddie itu emang sering kirimin Conniefriends rainy bear, di mana pun Conniefriends itu berada. He’s so kind. Bayangin coba biayanya .__.v
Well, BIG THANKS for Mr. Eddie!

---

Nah… sampai sekarang, rainy bear itu masih aku simpan. Haha iya lah -_-
Ok, sekian ceritanya… #kehabisanide
Haha don’t forget visit connietalbotfriend.blogspot.com thank you!!! :)

Sunday, January 12, 2014

Kitten


Tuesday, January 7, 2014

Beautiful World