a. Data Buku
Judul
buku : Ola Si Kantong Kresek
Penulis : Hikmat Sudjana
Penerbit : DAR mizan!
Cetakan/Tahun : I/2006
Tebal : 92 halaman
b. Judul Resensi: Ola
Si Kantong Kresek
c. Ikhtisar Buku:
“Ola si kantong kresek” Begitulah teman-teman
Ola memanggilnya. Karena setiap hari Ola selalu menggunakan kantong kresek
sebagai pengganti tasnya. Walaupun teman-temannya mengejek Ola tetap saja
bersikap cuek dan santai. Selain itu, Ola sering di katakan mirip dengan
laki-laki. Bagaimana tidak? Ia memiliki perilaku yang mirip dengan anak
laki-laki, tetapi ia adalah seorang yang perhatian terhadap teman-teman nya, itulah
kelebihan Ola.
Suatu ketika, Asih, teman Ola mendapat
musibah. Asih, adik dan emaknya di usir dari kontrakan, asih mengadu kepada
Ola. Ola yang mempunyai sifat penolong pun iba, tentu ia mau membantu Asih.
Karena Asih adalah sahabatnya. Pertama mereka membantu Asih mengunjungi pak
Ali. Mereka berfikir, Pak Ali yang seorang tukang itu dapat membantu
permasalahan Asih dan keluarganya. Tapi betapa kecewanya mereka ketika mereka
mengetahui Pak Ali tidak ada di rumahnya.
Beberapa hari kemudian, Asih bercerita
ia dan keluarganya dipaksa mengosongkan kontrakan itu secepatnya hingga esok
pagi. Ia juga harus tinggal sementara di rumah uaknya. Asih memang tidak nyaman
di sana. Ia diperlakukan kasar! Karena rasa kasihannya kepada Asih, Ola rela
menelpon polisi. Dengan cara menyamar menjadi Bu Pia, ibu Asih. Menelpon polisi
mungkin adalah cara yang tidak tepat, Ola cepat diketahui penyamarannya.
Bahkan, ia sempat terkena marah sang polisi. Akhirnya Ola menelpon seorang
wartawan dari koran yang cukup populer di Bandung. Tak sia-sia, wartawan itu
sangat baik kepada Ola, walaupun penyamarannya juga tidak berhasil. Wartawan
itu bernama Pak Andi. Dengan tidak sengaja, Ola menceritakan keinginanna untuk
dapat memiliki sepasang anting emas. Ya, ibu menjanjikan kepadanya untuk hari
ulang tahunnya ke-duabelas.
Tetapi Asih harus tetap tinggal
sementara di rumah uaknya. Semua barang-barang Asih sudah dikeluarkan dari
kontrakan lamanya. Esok paginya, Asih harus pergi. Tentunya Ola merasa sangat
sedih. Tetapi Ola harus menjaga barang-barang yang ditinggalkan Asih di halaman
rumah.
Angin berhembus kencang, tanda hujan
akan tiba. Dengan rasa keberaniannya, Ola rela berdiam di dekat barang-barang
yang dikardusi tersebut. Ia melapisi barang-barang tersebut dengan kain,
walaupun ibunya memarahinya. Tetapi, di saat itulah Ola bisa bertemu dengan Pak
Andi. Pak Andi bercerita, ia terus menerus memikirkan kisah Ola yang berani.
Ola benar-benar tidak menuyangka. Kemudian datang 3 orang rekan Pak Andi yang
menyuruh Ola menceritakan semua kejadian yang dialami Ola. Mereka lalu memotret
Ola yang membelakangi kardus-kardus itu.
Beberapa hari kemudian, datanglah
polisi dan para wartawan ke rumah Ola. Mereka membawa hadiah tak terduga untuk
Ola. Selusin tas dan bermacam-macam anting emas dan perak untuk Ola. Ibu Ola
menangis, tapi saat ini ibunya menangis karena terharu. Polisi bercerita, para
masyarakat iba ketika membaca artikel tentang Ola, yang ternyata terpampang
dengan foto Ola membelakangi kardus.
Betapa senangnya Ola ketika
mendapatkan semua itu. Hari itu tidak akan terlupakan bagi Ola.
·
BAB
I: Ola, Si Kantong Kresek
Pulang sekolah, Asih mengadu pada Ola
tentang masalah kontrakannya. Akhirnya, Ola bersama Kukuy membantu Asih ke
rumah Pak Ali, tetapi mereka kecewa karena Pak Ali tidak ada di rumahnya karena
sudah jauh-jauh pergi ke sana. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing karena mereka belum
shalat dzuhur.
·
BAB
II: Sehari Dua Jembelan
Hari itu,
Pak Iwan tidak mengajar. Suasana kelas menjadi sedikit ribut karena seisi kelas
bermain tebak-tebakan. Ola memberikan tebak-tebakan kepada teman-temannya, di
sela itu Ria tiba-tiba dari belakang memberikan tebakan yang membuat Asih
tersinggung. Ola
benar-benar geram, Ria emang anak yang usil, Ola tak segan-segan menjembel Ria
sampai Ria menangis. Pada waktu istirahat, Ola menemui Dion kakak Ria, dan
menceritakan semuanya atas perbuatan usil adiknya. Akhirnya Dion langsung memberikan jembelan
kepada adiknya, karena dia yang memulai semua ini.
· BAB III: Ola Beraksi
Asih menceritakan
semuanya pada Ola. Asih harus mengosongkan kontrakannya hingga esok pagi. Semua
barangnya akan dikeluarkan. Parahnya lagi, Asih harus sementara tinggal di
rumah uaknya yang kejam. Mendengar cerita Asih, akhirnya Ola menelpon polisi
dan wartawan. Ia menyamar menjadi Bu Pia. Tapi sayangnya, penyamaran Ola tidak
berhasil karena Ola tidak bisa benar benar merubah suaranya.
· BAB IV: Gemuruh Suara Guntur
Akhirnya keesokan harinya, Asih harus segera berangkat ke
rumah uaknya.
Angin berhembus sangat kencang, Ola sadar akan terjadi hujan
besar. Ola yang ditugaskan menjaga barang Asih harus mempertahankan
barang-barang itu agar tidak basah, karena isinya berupa majalah-majalah dan
sebagainya. Akhirnya Ola melapisi kardus barang-barang tersebut dengan kain.
Ola duduk di sampingnya dengan menyelimuti dirinya menggunakan kain.
· BAB V: Ola Yang Hebat
Ola sendirian menjaga kardus-kardus. Tiba-tiba ia mendengar
suara orang berbicara di rumah sebelah. Ternyata, seseorang yang ia tidak
pernah bertemu sebelumnya menghampirinya. Ola sempat bingung. Tapi ternyata, orang itu adalah Pak Andi. Seketika
itu Ola menjadi senang, akhirnya ia bisa bertemu Pak Andi.
Pak Andi datang tidak sendirian. Tetapi bersama wartawan
lainnya. Rupanya, Pak Andi terlalu memikirkan kisah Ola. Ia juga menceritakan
hal itu kepada rekan wartawan lainnya. Sehingga mereka semua tertarik tentang
kisah kehidupan Ola yang pemberani dan mengharukan.
Akhirnya, mereka semua meminta Ola untuk menceritakan ulang.
Ola dipotret untuk dijadikan gambar ilustrasi di artikel tentangnya di Koran
yang terkenal di Bandung itu.
· BAB VI: Hadiah Tak Terduga
Artikel itu ternyata juga berisi keinginan Ola memiliki
anting-anting emas dan kesehariannya yang memakai plastik sebagai pengganti
tas. Berkat artikel itu, banyak orang yang tertarik dan ingin memberi Ola barang
yang Ola inginkan itu.
Akhirnya mereka dapat memberi Ola hadiah itu melalui perantara
Pak Polisi. Para polisi dan wartawan datang ke rumah Ola dengan tiba-tiba. Ola
tidak menyangka kedatangan itu. Apalagi, ia diberi selusin tas dan banyak
anting emas dan perak.
d. A. Kelebihan Buku:
1. Dikemas dengan sampul yang menarik.
2. Menggunakan kata-kata sederhana dan
mudah dipahami.
3. Menggunakan ilustrasi gambar yang lucu
dan menarik.
4. Mengandung amanat/pesan moral yang
bagus.
B. Kekurangan Buku:
1. Kertas yang digunakan pada
novel tersebut mudah sobek.
e. Kesimpulan:
Novel “Ola Si Kantong Kresek” cocok
untuk dibaca oleh anak – anak ataupun siapa saja. Dikemas dengan ilustrasi yang
menarik hingga tidak mudah bosan untuk dibaca. Novel ini menceritakan tentang
kegigihan seorang anak yang pemberani. Ia tidak malu ataupun menjadi minder karena
ejekan teman-temannya. Ola senang
menjadi diri sendiri. Selain itu, ia mempunyai kelebihan yaitu sangat perhatian
terhadap teman-temannya. Sebagai contoh, ia mau membantu Asih dengan masalah
kontrakannya. Sampai-sampai ia rela untuk melakukan yang terbaik untuk Asih.
f. Kebermaknaan/Manfaat Buku:
Novel ini mengandung pesan moral yang
sangat bagus bagi pembaca. Yaitu “jadilah orang yang pemberani dan suka
menolong dengan ikhlas. Itu akan membuat
kita banyak disukai orang.”
- By Retno P. Nur Fajri H. Herlina F -